Definisi psikoterapi itu apa?
Psikoterapi
adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif
belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam
kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan
melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru
atau akan mengalami perceraian.
Jadi
psikoterapi sebagai proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu
antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang
dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan keterampilan
psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan
legal. Dan psikoterapi tidak berbau mistis atau pun traditional yang memberikan
obat, psikoterapi karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.
Psikoterapi
hanya menagani orang yang ingin berubah karena keinginan sendiri bukan
keterpaksaan kita. Kita hanya membantu memecahkan masalah dengan menggunakan
metode psikoterapi yang tepat.
Apa tujuan psikoterapi?
Tujuan dari psikoterapi secara khusus
dari beberapa metode dan teknik psikoterapi secara khusus dari beberapa metode
dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey,
et al [1987] dan Corey [1991].
Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan
psikodinamik menurut ivey, et, al [1987] adalah : membuat sesuatu yang tidak
sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan
terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru
dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan
psikoanalisis menurut Corey [1991] dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang
tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkanm
kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui
konflk-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al [1987] mengenai keefektifan dari terapi Gestalt
dilaporkan oleh Simkin [1976]; Greenberg& Higgins [1980] dan Harman [1984].
Kesemuanya menunjukkna hasil yang positif dan meyakinkan mengenai keefektifanya.
Unsur-unsur psikoterapi?
Dalam psikoterapi, unsur-unsur aktif
dalam pekerjaan reparasi emosional ini meliputi hubungan baik dan rasa percaya
antara klien dan terapis yang bergerak bersama dengan baik serta terbukanya
aliran emosi yang lebih bebas antara klien dengan terapis.
Menurut Singgih (2004) telah
melaporkan tujuh parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada
semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial (“martabat”)
psikoterapis, hubungan (persekutuan terapiutik), hak, retrospeksi, re-edukasi,
rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi.
Unsur-unsur psikoterapiutik dapat
dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi.
Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental,
dan kebutuhan pasien.
Perbedaan psikoterapi dan konseling?
Perbedaan psikoterapi ada 3 yaitu
sebagai berikut:
a. Konseling umumnya kerkenaan dengan orang-orang
yang tergolong normal, sedangkan psiloterapi terutama berkenaan dengan
orang-orang yang terkena gangguan.
b. Konseling lebih bersifat edukatif, suportif,
berorientasi kesadaran, dan jangka pendek; sedangkan psikoterapi lebih bersifat
rekonstruktif, konfrontif, berorientasi ketidaksadaran, dan jangka panjang.
c. Konseling lebih terstruktur dan terarah kepada
tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan kongkrit; sedangkan psikoterapi lebih
luas dan mengarah kepada tujuan yang lebih jauh.
Psikoterapi terhadap mental illness?
Beberapa penjelasan psikoterapi
terhadap mental illness yaitu:
1. Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini
fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami
akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic
(Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939). Teori dan
praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi
sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang
lebih efektif.
Tujuan dari
metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang
sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah
di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah
sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka
seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman
pribadi).
Beberapa
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego
State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream
Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
2. Behavior Therapy
Pendekatan
terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang
melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical
conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari
pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk
asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia
ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan
ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap
ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat
ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Berbagai
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah
Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior
Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning,
Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain
sebagainya.
3. Cognitive Therapy
Terapi
Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu
dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy
lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan
disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy
antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama
dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan
kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk
dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery,
Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy
(RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
4. Humanistic Therapy
Pendekatan
Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia
sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan
keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam
terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan
saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk
mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan
kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode
psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy,
Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family
Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.
5. Integrative / Holistic Therapy
Yaitu suatu
psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara
keseluruhan.
Bentuk Utama Psikoterapi ?
Berdasarkan
tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi
tiga (3) tipe, yaitu :
1. Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan
perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
a. Memperkuat
benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
b. Memperluas
mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
c.
Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang. Penyembuhan supportif ini
dapat menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya : a.
Bimbingan (Guidance) b. Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation) c.
Pengutaraan dan penyaluran arah minat d. Tekanan dan pemaksaan e. Penebalan
perasaan (Desensitization) f. Penyaluran emosional g. Sugesti h. Penyembuhan
inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
2. Penyembuhan Reedukatif (Reeducative
Therapy)
Suatu metode
pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali,
perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali
potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
a. Penyembuhan sikap (attitude therapy)
b. Wawancara
(interview psychtherapy)
c. Penyembuhan
terarah (directive therapy)
d. Psikodrama,
dll
3. Penyembuhan Rekonstruktif
(Reconstructive Therapy)
Penyembuhan
rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik
yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk
perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan
teknik pendekatannya antara lain :
a.
Psikoanalisis
b. Pendekatan
transaksional (transactional therapy)
c. Penyembuhan
analitik berkelompok
Daftar Pustaka:
Corey, G. Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: PT. Eresco
Goleman, Daniel. (2006). Social
Intellegence The New Science of Human Relationship. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Maulany, R.F. (1994). Buku
Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
http://belajarpsikologi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi/