Minggu, 24 Januari 2016

NAUGHTY BUREAU PSYCHOLOGY

Kelompok 3 4PA02
Aditya muhammad
Herru JP
Helmy munandar
Mohammad haqqi abrian
Muhammad Farid
Nurul syahfitri
Renzi oktoviani


Naughty Bureau Psychology adalah sebuah biro yang bergerak di bidang pendidikan anak. Biro ini bergerak dengan berdasarkan teori tokoh psikologi yaitu Jean Piaget. Beliau mengatakan bahwa dalam tahapan operasi berfikir formal bahwa seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Karakteristik tahap ini diperoleh melalui kemampuan berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dilihat dari faktor biologis tahapan ini muncul pada saat pubertas menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual dan perkembangan sosial. beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai tahap perkembangan ini. sehingga tidak mempunyai keterampilan berfikir sebagai orang dewasa.

Menurut PUSDATIN DEPSOS jumlah anak nakal pada tahun 2005 sudah mencapai 189.705 orang. Menurut pantauan KPAI, Anak laki-laki umur 13-15 tahun sebanyak 12,05% sudah merokok dan perempuan sebanyak 8,53%. Data dari departemen kesehatan hingga september 2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, 54% diantaranya adalah remaja.

Visi :
- Mengembangkan potensi anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal
Misi :
- Meningkatkan kesardaran pengetahuan & kemampuan masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkungan yang memberi peluang, dukungan & kebebasan terhadap mekanisme perkembangan anak
- Memberikan pengetahuan mengenal peran orang tua mendidik anak agar potensi anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

Karena itu, nbp akan membantu permasalahan yang dialami oleh anak anda. Konsultasi awal, kami menawarkan konsultasi secara online dan gratis lalu selanjutnya jika ada puas dan berminat untuk konsultasi selanjutnya anda dapat menghubungi kami
Silahlan menghubungi dengan klik disini.

Selasa, 18 Agustus 2015

Bantal pisang (big banana)

This our new product!
Big banana 1 & 2
Ukuran:
90x30cm
Sablon, isi dakron
Bahan: cotton double knit (dijamin lembut gak kaya rajutan murahan)

PROMO PRICE Rp155.000
Kirim dari: Depok

NORMAL PRICE? Rp. 200.000/each , save 45k

Sampe akhir agustus ya dear
Contact:
Buat yang bantal di official account ya (KLIK LINK)
http://line.me/ti/p/%40yry8205y
(Ini line official tomicahobbies)
Atau
Add kita :
Line: nurulsyahfitri / kausarakbar
(TOLONG PILIH SALAH SATU YA)

Format order:
Nama:
Alamat lengkap: (RT, RW, KEC,KAB,KOTA WAJIB DICANTUMIN YA)
No hp:(yang bisa di hubungin)
Orderan:

Detail?
Cek ig: @tomicahobbies

#banana #bantalpisang #jualminion #jualan #jualankaka #pisang

Atas big banana 1
Bawah big banana 2
Kiri big banana 2
Kanan big banana 1
Testimonial bantal pisang

Kamis, 25 Juni 2015

Tugas: Terapi Kelompok

PSIKOTERAPI

Terapi Kelompok





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Disusun Oleh :
3 PA 02

Adelia Maharani (10512146)
Niken Ayuni Putri
Nurul Syahfitri (15512552)







Depok
APRIL 2015

BAB I

LATAR BELAKANG

Terapi kelompok adalah terapi yang dilakukan melalui sebuah kelompok namun memiliki kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek trapeutik bagi anggotanya.
Kelompok : Kelompok adalah 2 orang atau lebih, dimana memiliki tujuan yang sama. Pada terapi kelompok ini, biasanya terdiri dari orang – orang yang memiliki masalah yang sama, baik yang sedang menghadapinya ataupun sudah melewatinya.
Efek trapeutik : Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok akan memberikan efek terapi kepada masing-masing anggota. Mereka akan belajar untuk membuka diri mereka, menceritakan masalah mereka, mendengar pendapat atau saran dari anggota lain. Hal – hal tersebut secara tidak langsung akan membantu mereka dalam menghadapi masalah mereka.
Menurut Alexander Beebee istilah terapi kelompok mencakup suatu rentang aktifitas yang luas, yang sama luas perbedannya seperti pendekatan terapeutik yang dapat ditemukan dalam psikoterapi individual. Dalam pengertian yang paling umum, terapi kelompok termasuk setiap pengumpulan dari orang yang lazimnya bertemu secara teratur, biasanya dengan pemimpin yang terlatih, untuk menangani masalah psikologik atau pertumbuhan pribadi mereka.
Empat ciri terapi kelompok, yakni:
- Persiapan dan penyaringan pengelompokan. Saringan dilakukan atas dasar potensi anggota kelompok;
- Membangun dan memelihara fokus kerja dalam kelompok;
- Keeratan kelompok (Group Cohesion); dan
- Reaksi-reaksi terhadap batas waktu.

Tujuan umum dari terapi kelompok antara lain :
  • untuk mengingkatkan kesadaran pasien terhadap dirinya sendiri melalui interaksi mereka dengan anggota kelompok lain, yang memberikan umpan balik tentang perilaku mereka
  • untuk memberikan pasien dengan keterampilan interpersonal dan sosial yang lebih baik
  • untuk membantu anggota beradaptasi dengan lingkungan rawat inap
  • untuk meningkatkan komunikasi antara pasien dan staf. Di samping itu, satu tipe pertemuan kelompok terdiri hanya staf rumah sakit rawat inap, ini digunakan untuk meningkatkan komunikasi antara anggota staf dan untuk memberikan dukungan dan dorongan yang saling menguntungkan dalam pekerjaan mereka sehari-hari dengan pasien. Pertemuan komunitas dan pertemuan tim, adalah lebih membantu dalam menghadapi masalah terapi pasien dibandingkan yang diberikan oleh terapi berorientasi tilikan, yang memiliki bidangnya dalam pertemuan terapi kelompok kecil.
BAB II

TEKNIK TERAPI


Menurut Residen Bagian Psikiatri UCLA. (1997), bentuk-bentuk terapi kelompok antara lain : 
·                               Gaya kepemimpinan. Terapi kelompok dapat dibedakan suatu ragam parameter, salah satu diantaranya adalah gaya kepemimpinan. Beberapa kelompok berpusat pemimpin,dimana pemimpin sangat aktif,mengarahkan dan terlibat pada sebagian besar interaksi dalam kelompok. Dalam kelompok seperti ini, pemimpin secara berturut-turut dan tersendiri dapat mengurus anggota yang berbeda, berinteraksi dengan mereka sebagaimana ia melakukan terapi perorangan.  Suatu peran yang berbeda adalah pemimpin yang berfungsi sebagai seorang konsultan yang diangkat untuk kelompok, dimana sebagian besar interaksi dan inisiatif terletak pada keanggotaan kelompok (berpusat kelompok). 
·                   Keanggotaan kelompok. Kelompok dapat berbeda dalam sifat dan beratnya penyakit psikologik anggota. Dapat diciptakan terapi kelompok yang homogen untuk masalah dan gejala utama dari anggotanya (contohnya untuk gangguan makan dan agorafobia). Dalam terapinya, sebagian besar kelompok terapi adalah heterogen dalam sifat masalah dan campuran demografik anggotanya.
·                             Struktur kelompok. Kelompok dapat berbeda dalam parameter organisasinya. Frekuensi pertemuan dapat bervariasi. Beberapa kelompok dapat bertemu beberapa kali seminggu. Dapat ditemukan kelompok-kelompok yang terbatas pada satu pembahasan yang diperluas, kemungkinan satu akhir pekan.
Terapi kelompok dapat berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa tahun, dan biasanya dilakukan seminggu sekali. Biasanya terdiri atas 5-12 anggota (bergantung pada tipenya). Terapi dari banyak disiplin ilmu dapat melakukan terapi kelompok, banyak terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan ko-terapis.

Teknik-teknik terapi kelompok :

PSIKODRAMA
Psikodrama merupakan suatu bentuk terapi kelompok, yang dikembangkan oleh J.L. Moreno (1982 - ) pada tahun 1946, dimana pasien didorong untuk memainkan suatu peran emosional di depan para penonton tanpa dia sendiri dilatih sebelumnya. Tujuan dari psikodrama ini adalah membantu seorang pasien atau kelompok pasien untuk mengatasi masalah-masalah pribadi dengan menggunakan permainan drama, peran, atau terapi tindakan. Lewat cara-cara ini pasien dibantu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan tentang konflik, kemarahan, agresi, perasaan bersalah, dan kesedihan. Sama dengan Freud, Moreno melihat emosi-emosi yang terpendam dapat dibongkar (kompleks-kompleks emosional dihilangkan dengan membawanya ke kesadaran, dan membuat energy emosional diungkapkan/katarsis).
Metode Psikodrama yang sangat Penting. Seperti yang dikembangkan dan dipraktekkan oleh Moreno, psikodrama menggunakan tempat yang menyerupai panggung. Hal ini bertujuan supaya pasien memainkan peran di alam khayal, dengan demikian ia merasa bebas mengungkapkan sikap-sikap yang terpendam dan motivasi-motivasi yang kuat. Ketika peran dimainkan, implikasi-implikasi realistic dan tingkah lakunya yang dramatis menjadi jelas. Keterampilan terampis dalam mengenal dan menafsirkan dinamika yang diungkapkan memudahkan proses terapi.

Ada tiga tahap yang penting dalam psikodrama:
a. Tahap pelaksanaan, dimana subjek memerankan khayalan-khayalannya.
Tahap penggantian, dimana orang-orang yang sebenarnya menggantikan orang-orang yang dikhayalkan subjek.
b. Tahap penjernihan, dimana diadakan pengalihan dari kontak individu-individu pengganti ke kontak dengan individu-individu di mana subjek memiliki kesempatan menyesuaikan diri dengan mereka dalam kehidupan yang nyata.
Sebaliknya, Whittaker memberikan suatu gambaran singkat tentang bagaimana sebaiknya psikodrama itu dilaksanakan. Dia mengemukakan bahwa psikodrama menggunakan 4 instrument utama, yaitu :
a. Panggung, yang merupakan ruang kehidupan psikologis dan fisik bagi subjek atau pasien.
b. Sutradara atau pekerja.
c. Staf dari ego-ego penolong (auxiliary ego) atau penolong-penolong teraupetik.
d. Para penonton. Ego-ego penolong maupun para penonton terdiri dari anggota-anggota kelompok lain. Strateginya adalah memberi kemungkinan kepada subjek untuk memproyeksikan dirinya kedalam dunianya sendiri dan membangkitkan respon-respon dari kawan-kawan anggota kelompoknya sendiri.

Selanjutnya, Whittaker mengemukakan 4 teknik yang bisa digunakan, yaitu:
a. Presentasi diri. Pasien mempresentasikan dirinya sendiri atau seorang figur yang penting dalam kehidupannya.
b. Memimpin percakapan sendiri. Pasien melangkah keluar dari drama dan berbicara pada dirinya sendiri dan kepada kelompoknya.
c. Teknik ganda. Seorangg ego penolong berperan bersama dengan pasien dan melakukan segala sesuatu yang dilakukan pasien pada waktu yang sama.
 d. Teknik cermin. Seorang ego penolong berperan sejelas mungkin menggantikan pasien. Dari para penonton, pasien memperhatikan bagaimana dia melihat dirinya sendiri sebagaimana orang-orang lain melihatnya.

Sutradara atau pekerja berfungi baik sebagai produser maupun sebagai terapis. Sebagai produser, ia memilih dan mengatur adegan-adegan yang juga memimpin tindakan (perbuatan) psikodramatis. Adegan-adegan dipilih berdasarkan situasi-situasi yang mengandung muatan emosional bagi pasien atau berdasarkan situasi-situasi dimana pasien bertingkahlaku tidak tepat atau tidak efektif dalam situasi-situasi seperti itu. Sebagai terapi, pekerja (sutradara) memberikan dukungan atau klarifikasi kepada para actor, dan kadang-kadang memberikan penafsiran (sering dengan bantuan para anggota kelompok lain) tentang adegan permainana itu.
Belakangan ini psikodrama dilakukan oleh orang-orang yang mempraktekkan bermacam-macam teori psikoterapi. Khususnya, para terapis Gestalt menggunakan psikodrama secara luas. Psikodrama juga digunakan dalam terapi perkawinan, dalam terapi anak-anak, penyalahgunana-penyalahgunaan obat bius dan alcohol, orang-orang yang mengalami masalah-masalah emosional, di lingkungan penjara, untuk melatih para psikiater dirumah sakit, untuk melatih orang-orang yang cacat, di perusahaan dan industry, dan dalam pendidikan serta dalam mengambil keputusan.
Kegunaan Psikodrama. Dengan mendramatisir konflik-konflik batinnya, pasien dapat merasa sedikit lega dan dapat mengembangkan pemahaman (insight) baru yang memberinya kesanggupan untuk mengubah perannya dalam kehidupan yang nyata.
ROLE PLAYING (MAIN PERAN)
Memainkan peran adalah suatu variasi dari psikodrama yang tidak menggunakan alat-alat sandiwara (drama). Taknik ini banyak digunakan untuk mendorong pasien berbicara dan mengembangkan persepsi-persepsi baru dalam berbagai situasi kelompok, misalnya diruang kelas, program-program hubungan manusia dalam bidang usaha dan industry, dan pertemuan-pertemuan latihan (training).

ENCOUNTER GROUPS
Encounter Groups adalah bentuk-bentuk khusus dari terapi kelompok yang muncul dari gerakan humanistic pada tahun 1960-an. Encounter groups bertujuan untuk membantu mengembangkan kesadaran diri dengan berfokus pada bagaimana para anggota kelompok berhubungan satu sama lainalam suatu situasi diaman di dorong untuk mengungkapkan perasaan secara terus terang. Encounter groups tidak berlaku bagi orang yang mengalami masalah-masalah psikologis yang berat, tetapi hanya ditujukan kepada orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, berusaha memajukan pertumbuhan pribadi, meningkatkan kesadaran mengenai kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka sendiri serta cara-cara mereka berhubungan dengan orang lain. Encounter groups berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini melalui pertemuan-pertemuan yang intensif atau konfrontasi-konfrontasi langsung dengan orang-orang baru. Beberapa kelompok dibentuk sebagai kelompok-kelompok marathon yang mungkin berlangsung terus-menerus selama 12 jam atau lebih. Karena bertolak dari pendekatan humanistic, Encounter groups, menekankan interaksi-interaksi yang terjadi ditempat ini dan kini.
Focus dari Encounter groups adalah mengungkapkan perasaan-perasaan yang asli dan bukan menafsirkan atau membicarakan masa lampau. Apabila seorang anggota kelompok dipersepsikan oleh orang lain bersembunyi di belakang kedok atau topeng sosial, maka orang lain berusaha sedemikian rupa supaya orang tersebut menyobek kedok itu, dan dengan demikian mendorong orang itu untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya yang sebenarnya.
Teknik konfrontasi ini dapat merusak bila para anggota kelompok memaksa mengungkapkan dengan terlalu cepat perasaan-perasaan pribadi orang itu yang belum mampu ditanganinya atau bila orang itu merasa diserang atau dikambinghitamkan oleh orang lain dalam kelompok. Para pemimpin kelompok yang bertanggungjawab tetap berusaha mengendalikan kelompok itu untuk mencegah penyalahgunaan tersebut dan mempertahankan kelompok itu bergerak kearah yang memudahkan pertumbuhan pribadi dan kesadaran diri.


BAB III

KESIMPULAN

Dalam pengertian yang paling umum, terapi kelompok termasuk setiap pengumpulan dari orang yang lazimnya bertemu secara teratur, biasanya dengan pemimpin yang terlatih, untuk menangani masalah psikologik atau pertumbuhan pribadi mereka. Terapi kelompok juga memiliki beberapa tujuan, salah satu tujuan dari terapi kelompok yaitu untuk mengingkatkan kesadaran pasien terhadap dirinya sendiri melalui interaksi mereka dengan anggota kelompok lain, yang memberikan umpan balik tentang perilaku mereka. Selain itu terapi kelompok memiliki bentuk-bentuk antara lain gaya kepemimpinan, keanggotaan kelompok, struktur kelompok. Adapun teknik-teknik yang ada dalam terapi kelompok yaitu psikodrama, role playing dan encounter groups.


Referensi :
Sudarno, Paulus. (2009). Manajemen Terapi Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Residen Bagian Psikiatri UCLA. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kaplan, Sadock’s. Psikoterapi Sinopsis Psikiatri. Edisi : Ketujuh. Jilid 2,  hal 383 – 442.
Samiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius
Zaviera, Ferdinand. 2007. Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional

ANALISIS KASUS TERAPI KELOMPOK

Terapi kelompok adalah terapi yang dilakukan melalui sebuah kelompok namun memiliki kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek terapeutik bagi anggotanya. Efek terapeutik yaitu kegiatan yang dilakukan dalam kelompok akan memberikan efek terapi kepada masing-masing anggota. Mereka akan belajar untuk membuka diri mereka, menceritakan masalah mereka, mendengar pendapat atau saran dari anggota lain.
Contoh kasus: 
Seorang wanita berusia sekitar 25 tahun dan memiliki seorang putri dikeluhkan oleh suaminya. Suaminya mengeluh karena istrinya sulit sekali mempercayai dirinya. Memang gejala ini sudah tampak sejak mereka berpacaran, namun semakin meningkat intensitasnya setelah mereka berpacaran, namun semakin meningkat intensitasnya setelah mereka menikah. Apalagi setelah suaminya sering bepergian dinas ke luar kota. Apabila suaminya terlambat pulang dari kantor, maka istrinya akan langsung menuduh bahwa suaminya selingkuh dan memiliki wanita lain. Pernah pula istrinya curiga bahwa suaminya telah menikah dengan wanita lain. Keluarganya dan keluarga suami telah berulang kali meyakinkan bahwa suaminya selama ini tetap setia, namun sulit sekali untuk diterima oleh sang istri. Tetangga sekitar rumah pun kadangkala dicurigai oleh sang istri, sampai-sampai kadangkala suami tidak bertegur sapa dengan para tetangga. (sumber: kasus kepribadian).
Dari contoh kasus diatas, kami menganalisa kasus dengan menggunakan terapi kelompok. Dari terapi kelompok ini ada tiga teknik, yaitu: psikodrama, role playing, dan encounter groups.
Pertama, psikodrama adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana pasien didorong untuk memainkan suatu peran emosional di depan para penonton tanpa pasien sendiri dilatih sebelumnya. Dengan mendramatisir konflik-konflik batinnya, pasien dapat merasa sedikit lega dan dapat mengembangkan pemahaman baru yang memberinya kesanggupan untuk mengubah perannya dalam kehidupan yang nyata.
Dimana menurut Whittaker mengemukakan psikodrama dengan 4 instrumen:
a.   Panggung, yang merupakan ruang kehidupan psikologis dan fisik bagi pasien. Pada media panggung ini pasien diminta bermain drama tanpa diberikan skenario dan menceritakan apa yang pasien rasakan pada saat itu.
b.   Sutradara
c.   Penolong terapeutik
d. Para penonton. Penontonyang terdiri dari anggota kelompok yang lainnya. Disini strateginya adalah memberi kemungkinan kepada pasien untuk dapat memproyeksikan dirinya pada dunianya sendiri dan memunculkan respon-respon dari teman-teman anggota kelompoknya sendiri.
Kedua, role play adalah suatu variasi dari psikodrama yang tidak menggunakan alat-alat sandiwara. Teknik ini digunakan untuk mendorong pasien berbicara dan mengembangkan persepsi-persepsi baru dalam berbagai situasi kelompok,.
Ketiga, encounter groups merupakan bentuk khusus dari terapi kelompok. Ini bertujuan untuk membantu mengembangkan kesadaran diri dengan berfokus pada bagaimana para anggota kelompok berhubungan satu sama lain dalam situasi dimana didorong untuk mengungkapkan perasaan secara terus terang.

Analisis Kasus:
Menurut kami, pada kasus diatas dapat digunakan terapi kelompok karena perlahan-lahan dapat membuat pasien menciptakan rasa percaya terhadap suaminya. Dalam teknik psikodrama, kita dapat mengetahui bahwa apa yang terjadi pada pasien melalui drama yang dibuat oleh pasien tersebut. Drama dilakukan pada sebuah tempat yaitu panggung yang dapat meggunakan media berupa alat-alat sandiwara, contohnya boneka yang dapat digunakan oleh pasien. Teknik role play atau bermain peran dengan menggunakan teman-teman kelompok si pasien. Terapis memberikan peran kepada setiap orang yang ada pada kelompok untuk melakukan peran dengan menjadi temannya yang ada pada kelompoknya sendiri. Ini dapat memberikan efek untuk membuat pasien mengerti bagaimana memahami perasaan orang lain dengan bergati peran tersebut dan diharapkan dapat diterapkan pada kesehariannya serta dapat menumbuhkan kepercayaan tersebut kepada suaminya. Teknik encounter group dimana berfokus pada bagaimana para anggota kelompok berhubungan satu sama lain. Melalui ini pasien diharapkan dapat berbincang dengan teman-teman kelompoknya untuk membantu mengembangkan kesadaran diri pasien dan mengungkapkan secara terus terang.

Sumber:
(kasus kepribadian):
Mbak aya, (2013). (http://coass-kita.blogspot.com/2013/02/gangguan-kepribadian.html) diakses pada tanggal 25 Juni 2015.
Sudarno, Paulus. (2009). Manajemen Terapi Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Residen Bagian Psikiatri UCLA. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kaplan, Sadock’s. Psikoterapi Sinopsis Psikiatri. Edisi : Ketujuh. Jilid 2,  hal 383 – 442.
Samiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius
Zaviera, Ferdinand. 2007. Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional

Rabu, 25 Maret 2015

Psikoterapi part 1

Definisi psikoterapi itu apa?

Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

Jadi psikoterapi sebagai proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan keterampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal. Dan psikoterapi tidak berbau mistis atau pun traditional yang memberikan obat, psikoterapi karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.

Psikoterapi hanya menagani orang yang ingin berubah karena keinginan sendiri bukan keterpaksaan kita. Kita hanya membantu memecahkan masalah dengan menggunakan metode psikoterapi yang tepat.

Apa tujuan psikoterapi?

Tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al [1987] dan Corey [1991].

Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut ivey, et, al [1987] adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.

Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey [1991] dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkanm kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflk-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al [1987]  mengenai keefektifan dari terapi Gestalt dilaporkan oleh Simkin [1976]; Greenberg& Higgins [1980] dan Harman [1984]. Kesemuanya menunjukkna hasil yang positif dan meyakinkan mengenai keefektifanya.

Unsur-unsur psikoterapi?

Dalam psikoterapi, unsur-unsur aktif dalam pekerjaan reparasi emosional ini meliputi hubungan baik dan rasa percaya antara klien dan terapis yang bergerak bersama dengan baik serta terbukanya aliran emosi yang lebih bebas antara klien dengan terapis.

Menurut Singgih (2004) telah melaporkan tujuh parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial (“martabat”) psikoterapis, hubungan (persekutuan terapiutik), hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi.

Unsur-unsur psikoterapiutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental, dan kebutuhan pasien.

Perbedaan psikoterapi dan konseling?

Perbedaan psikoterapi ada 3 yaitu sebagai berikut:
a. Konseling umumnya kerkenaan dengan orang-orang yang tergolong normal, sedangkan psiloterapi terutama berkenaan dengan orang-orang yang terkena gangguan. 
b. Konseling lebih bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, dan jangka pendek; sedangkan psikoterapi lebih bersifat rekonstruktif, konfrontif, berorientasi ketidaksadaran, dan jangka panjang.
c. Konseling lebih terstruktur dan terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan kongkrit; sedangkan psikoterapi lebih luas dan mengarah kepada tujuan yang lebih jauh.

Psikoterapi terhadap mental illness?

Beberapa penjelasan psikoterapi terhadap mental illness yaitu:
1. Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939). Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.

2.  Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.

3. Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT)  dan sebagainya.

4. Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.

5. Integrative / Holistic Therapy
Yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

Bentuk Utama Psikoterapi ?

Berdasarkan tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu : 

1. Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
a. Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
b. Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
c. Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang. Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya : a. Bimbingan (Guidance) b. Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation) c. Pengutaraan dan penyaluran arah minat d. Tekanan dan pemaksaan e. Penebalan perasaan (Desensitization) f. Penyaluran emosional g. Sugesti h. Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)

2. Penyembuhan Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
 a. Penyembuhan sikap (attitude therapy)
b. Wawancara (interview psychtherapy)
c. Penyembuhan terarah (directive therapy)
d. Psikodrama, dll

3. Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
a. Psikoanalisis
b. Pendekatan transaksional (transactional therapy)
c. Penyembuhan analitik berkelompok




Daftar Pustaka:
Corey, G. Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: PT. Eresco
Goleman, Daniel. (2006). Social Intellegence The New Science of Human Relationship. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://belajarpsikologi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi/

Kamis, 19 Maret 2015

Tugas Pertemuan 4

1. PELATIHAN

A. Berikut definisi pelatihan menurut beberapa ahli yaitu
 1. Menurut Jan Bella dalam buku Managemen Sumber Daya Manusia karangan Hasibuan (2003)
    " Pendidikan dan latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis mau manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama, dan biasanya menjawab why. Latihan berorientansi pada praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how."
2. Menurut Panganbean (2004)
    " Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang, sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterprestasikan pengetahuan".

Dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah  suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan dan meningkatkan kinerja karyawan dan melaksanakan tugasnya dengan cara peningkatan keahlian, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.

B. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan yaitu
1. meningkatkan produktivitas :pelatihan dapat meningkatkan prestasi untuk berproduksi
2. meningkatkan mutu : pengetahuan dan keterampilan dapat mengurangi eror kerja
3. meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM : mendapatakn SDM yang sesuai
4. meningkatkan semangat kerja : iklim menjadi lebih kondusif jika diberi pelatihan
5. menarik dan menahan karyawan yang berkualitas : implikasinya adalah kenaikan karir
6. menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
7. menghindari keusangan
8. sebagai personal growth

C. FAKTOR PSIKOLOGI DALAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Menurut Dole Yoder (dalam As’ad, 1998:67-70) agar pelatihan dan pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan delapan faktor sebagai berikut:
1. Individual Differences
Tiap-tiap individu mempunyai ciri khas, yang berbeda satu sama lain, baik mengenai sifatnya, tingkah lakunya, bentuk badannya maupun dalam pekerjaannya.

2. Relation to job analysis
Tugas utama dari analisa jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus dilaksanakan didalam suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alat-alat apa yang harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu.

3. Motivation
Motivasi dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif yang mendorongnya untuk mwlakukan tugas pekerjaannya.

 4. Active Participation
Didalam pelaksanaan pendidikan pelatihan para trainess harus turut aktif mengambil bagian di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang diberikan, sehingga akan menimbulkan kepuasan pada para trainess apabila saran-sarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahan-bahan pertimbangan untuk memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.

5. Selection of trainee
Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan itu dengan berhasil.

6. Selection of trainers
Berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas sebagai pengajar, tergantung kepada ada tidaknya persamaan kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum dalam analisa jabatan mengajar.

7. Trainer Pelatihan
Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan pelajaran hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih.

8. Training Methods
Metode yang dipergunakan dalam pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan. Misalnya, pemberian kuliah tidak sesuai untuk para karyawan pelaksana. Untuk karyawan pelaksana hendaknya diberikan lebih banyak peragaan disamping pelajaran teoritis.

D. Teknik-teknik (metode) Pelatihan dan Pengembangan
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program pelatihan dan pengembangan manajemen
1.      Metode praktis (on the job training)
2.      Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)

Setiap kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
Efektivitas biaya.
Isi program yang dikehendaki
Kelayakan fasilitas-fasilitas
Preferensi dan kemampuan peserta
Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
Prinsip-prinsip belajar


Sumber:
1. http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3259/Bab%202.pdf?sequence=4
2. http://erik_s_h.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11950/Chap+3+PIO+PELATIHAN+%26+PENGEMBANGAN.doc
3. http://wahabxxxxx.files.wordpress.com/2012/05/psikologi-industri.pdf
4. http://rahmadnurrizky.blogspot.com/2014/04/pengembangan-dan-pelatihan-metode-on.html

Kasus (perilaku dalam berorganisasi atau di perusahaan)

           Kelompok organisasi dalam Universitas yang terdiri dari dosen, mahasiswa, karyawan dan pera pemimpin kampus harus dapat saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan organisasi. Organisasi akan cepat mencapai tujuannya apabila ada kecocokan antara tujuan kelompok tersebut dengan tujuan organisasi.
             Kecocokan dalam kerjasama antar kelompok dalam organisasi tidak mungkin didapatkan apabila tidak ada kecocokan individu-individu dalam sebuah kelompok. Tidak hanya kecocokan antara individu dalam kelompok tersebut, tetapi harus ada komitmen yang sama antar anggota kelompok. Disini adalah point utama yang menyebabkan konflik dalam studi kasus diatas. Masalah pemukulan yang dilakukan oleh dosen (seorang individu bagaian dari kelompok dosen) terhadap seorang mahasiswa (Seorang individu yang erupakan bagian dari kelompok mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar individu yang ada dalam sebuah organisasi. 
             Menurut Kast (2000), konflik antar individu dalam organisasi disebabkan oleh perbedaan peranan dan kepribadian. Jelas bahwa antara dosen dan mahasiswa mempunyai peran yang berbeda. Dosen mempunyai peranan untuk mengajar dan mendidik mahasisawa, sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk menghargai dosen dan partisipatif aktiv dalam perkulihan. Perbedaan peranan tersebut memang sudah diatur oleh organisasi agar spesialisasi dalam sebuah kelompok dapat membantu untuk melakukan tugasnya dengan efektif dan efisien.

Psikologi Managemen

1. MANAGEMEN

Apa itu managemen?

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.

Jenis - jenis managemen
Ada 10 jenis manajemen dan pengertiannya yaitu

  1. Definisi manajemen keuangan adalah merencanakan, menganggarkan, mencari, menyimpan, memeriksa, mengelola dan mengendalikan dana yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok (perusahaan maupun organisasi).
  2. Definisi manajemen pemasaran adalah suatu proses yang berjalan dengan tujuan agar menetapkan suatu harga serta promosi, menyalurkan gagasan dan sebagainya agar dapat mempertahankan "kehidupan" suatu perusahaan maupun untuk mengembangkan perusahaan tersebut sehingga pada akhirnya dapat mencapai keutungan yang maksimal dengan pengorbanan seminimal mungkin.
  3. Definisi manajemen resiko adalah suatu pendekatan metodologi yang terstruktur dengan maksud agar dapat mengelola kemungkinan - kemungkinan buruk yang dapat terjadi (ancaman).
  4. Definisi manajemen pendidikan adalah sumber - sumber pendidikan dibuat lebih terpadu/terpusat agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif maupun efisien.
  5. Definisi manajemen strategi adalah suatu proses yang dilakukan guna mengidentifikasi (menganalisis) "apa" dan "bagaimana" hasil yang ingin di capai tersebut.
  6. Definisi manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah merupakan cara untuk mengatur suatu hubungan maupun peran para tenaga kerja (SDM) yang dipunyai oleh suatu 1 orang/kelompok agar dapat dipekerjakan secara maksimal tetapi tetap menonjolkan keefektifan serta efisien, agar dapat mencapai tujuan.
  7. Definisi manajemen informatika adalah memanfaatkan sumber daya (dalam hal ini, segala yang berhubungan dengan informatika) agar kelak dapat tercapai tujuan yang ditetapkan.
  8. Definisi manajemen produksi adalah aktivitas mengatur, mengkoordinasi, serta mengawasi bagaimana sumber daya (manusia, alat, dana, bahan) digunakan secara efektif dan efisien agar dapat menciptakan suatu barang/jasa yang memiliki nilai kegunaan yang tinggi.
  9. Definisi manajemen konflik adalah bagaimana mengatur, mengkoordinir/mengarahkan suatu konflik yang sulit untuk diakhiri hingga akhirnya dapat mengakhiri konflik tersebut. Biasanya yang melakukan manajemen konflik ini adalah para pelaku konflik maupun perantara (pihak ketiga/penengah) dari konflik tersebut.
  10. Definisi manajemen proyek adalah suatu proses kegaiatan manajemen dalam suatu proyek.
Apa itu Psikologi Managemen?

Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai ilustrasi, dulu dalam manajemen, orang berproduksi hanya mengandalkan sumber daya alam. Misalnya, orang berburu, memancing atau memetik hasil hutan saja untuk memenuhi keperluannya. Tetapi lama-kelamaan mulai terasa bahwa dengan menambahkan sumber daya manusia (terutama akalnya), maka orang akan bisa lebih efektif dan efisien dalam berproduksi. Maka mulailah dikenal pertanian, peternakan dan upaya budi daya sumber-sumber alam lainnya.

Setelah itu, timbul lagi kebutuhan akan modal, karena dengan investasi dana tertentu, akan bisa dibuat alat tertentu untuk lebih meningkatkan lagi efisiensi dan efektivitas produksi. Maka sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Sumber Daya Uang) dan SDM (Sumber Daya Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.

Tujuan Psikologi managemen apa sih??
Ilmu psikologi berpusat pada manusia, dan mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen, kinerja SDM akan terkontrol dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat.

2. KEPEMIMPINAN

Apa itu Kepemimpinan?
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[  Caraalamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Teori Kepemimpinan
Beberapa Teori Kepemimpinan yaitu:
1. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
3. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
4. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
Teori humanistic
5. Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan – harapan, nilai – nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
6. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.

Pengertian Perencanaan
Perencanaan (Planning) merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama. Pada urutan kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan. Fungsi yang lain akan bekerja setelah diberi arahan oleh bagian perencanaan. Secara umum, perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi (program), taktik (cara melaksanakan program), dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan). Oleh karena itu, pengertian perencanaan adalah proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif. Suatu rencana yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia dulu.

Manfaat Perencanaan berikut ini yaitu:
  1. Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisasi menuju arah yang sama.
  2. Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
  3. Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan.
  4. Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jenis Perencanaan dalam organisasi ada 4 yaitu:
1. Bidang fungsional , misalnya rencana produksi , pemasaran , keuangan dan personalia.
2. Tingkatan organisasi , misalnya rencana untuk perusahaan , unit bisnis dan fungsional.
3.  Karakteristik , misalnya rencana kualitatif vs kuantitatif
4.  Jangka waktu , misalnya rencana jangka pendek , menengah dan jangka panjang.

Sumber:
1. Nashori, Fuad Dkk. 2009. Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta:  Pustaka Fahima
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
3. http://mitharach.blogspot.com/2013/10/manajemen-jenis-jenis-manajemen.html
4. http://zhechristhina.blogspot.com/2013/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_27.html
5. http://tsalissaminday14.blogspot.com/2013/10/a-pengantar-psikologi-manajemen.html
6. http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-perencanaan-apa-itu.html
7.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf